Berapa banyak lagi?

Dunia ini terlalu banyak meminta air mata, berapa tetes lagi, berapa kucuran lagi hingga mencapai cukup?
Hati ini baik, jiwa ini baik, inginkan kebaikan , perbaikan, kebajikan tanpa pandang saku suku dan kemasan.
Siapa pemilik konsep negara? Siapa pemilik konsep uang? Siapa pemilik konsep kasta, tahta, kuasa, harta dan benci atas nama agama?
Kala ditolong, kita tidak tanya background si penolong. Tapi saat tiba momentum untuk kita menolong, kita banyak menimbang!! Kamu itu neraca kah? Tugasmu menimbang? Ok, seberapa valid timbanganmu? Atas dasar apa sajakah pertimbanganmu?
Lalu eksekutif, legislatif, yudikatif dan birokrasi. Semestinya mempermudah, bila mempersulit segala apa yang baik, maka itu menyalahi keharusan. Bagaimana bisa perkara atau kebijakan yang luarbiasa penting untuk diputuskan bisa kalian tahan bertahun tahun? Sementara perkara sejenis pilkada, kalian bisakan untuk diselesaikan nyaris kurang dari dua bulan?
Bagaimana bisa kesehatan yang tidak bisa menunggu semua omongkosong kelengkapan berkas ini itu, tidak segera kalian segerakan? Bukan satu dua yg menjadi korban pelalaian hingga "terlambat" dan sebuah keluarga kalian hadiahi duka.
Atas nama kemanusiaan, tak perlulah rumit-rumitan itu, kalian gemar sekali meng-uangkan segala hal!
Mungkin kalian belum pernah merasakan sendiri rasanya kehilangan orang terkasih karena diperumit instansi tertentu? Haruskah kami bantu doa biar sanak famili kalian satu-satu ditumbalkan dengan cara yg sama bahkan bila perlu lebih sakit lagi?
LUARBIASA kekecewaan manusia macam kami kalian pojokkan, kalian tekan hingga meluap sampai sulitlah kami cari pengobat.
Kami sakit! Hadapi kegilaan dunia yang terus meminta kucuran darah, duka, amarah, kecewa dan air mata.

Komentar

Postingan Populer