Islah babak 2
Sebenarnya islah babak pertama tak pernah dituliskan sama sekali. Itu hanya berlalu dan berlaruti begitu saja di rentang waktu antara 2016-2017. Dan saya habiskan dengan banyak hal dari yang sepele hingga yang sebenarnya tak pernah jadi pilihan saya barang sekalipun sepanjang perjalanan hidup saya selama ini kecuali di masa-masa dua tahun itu.
Berdamai,
Berniat melerai konflik dalam diri. Berdamai dengan pikiran, badan dan hati. Dan perkara tersulit yang saya miliki adalah memaafkan.
Jika mau jujur, saya lebih familiar dengan dua kata ajaib diantara tiga yang banyak di sarankan cocotnya para motivator yaitu : tolong dan terima kasih. Saya tidak mengenal permintaan maaf, sudah begitu sedari saya kecil, remaja, dewasa. It's such a huge pride within me.
Maka memaafkan masa lalu saya dan juga meminta maaf merupakan sesuatu yang rasanya... silahkan anda Bangunkan dulu seribu piramida, baru saya akan memulai meminta maaf...
Al fin... pada akhirnya.. saya putuskan "Baik, kamu harus pulih!kamu harus sembuh! Barangkali dengan memaafkan dan meminta maaf maka kamu akan membaik" begitu ucapku dalam hati.
Kemudian saya hubungi masa lalu saya melalui seorang teman dan dia yang menyampaikan permintaan maaf saya. Dan taraaa... di ponsel saya muncullah panggilan dari nomor itu and I didn't picked up the call.
Ego saya muncul lagi, enak saja harga diri ni di taro di mana! I DON'T APOLOGIZE!
Lol!
FyI, kala itu saya sedang dalam stress berat, saya mengalami serangan panik dan cemas di nyaris setiap waktu. Dan malam-malam saya penuh ketakutan dan jiwa saya serasa ditarik ke palungkap kesedihan terdalam yang seakan-akan takkan sanggup saya panjat lagi untuk menyelamatkan diri.
Saya mulai menulis apapun yang ingin saya tulis di kertas apapun yang saya temui, di komputer PC, di ponsel jadul dan juga Android saya.
Saya masih cukup produktif masa itu, menggarap beberapa track lagu yang di kemas dalam dua list : therapeutic 1 dan therapeutic 2.
Pada saat itu saya stop rokok, alihkan ke marihuana. Berharap saya bisa mengilusikan bahagia.
Dan kala itu juga saya mencoba sedikit lebih ber"iman" tapi ternyata dalam diri saya semakin buruk, negativity yg saya rasakan semakin kuat dan ok fineee, I didn't fit in.
Masa terburuk kala itu ialah, saya terkena sesak, kaki lemas, debaran kencang dan fisik yang sangat drop (it is really a huge depression and no one at home understand how I felt Meski sudah kuceritakan sepenuhnya).
They just don't care.. Dan aku masih harus berkendara mengantarkan barang matrial ke konsumen dan juga berkendara membawa sanak famili. Rasanya jantung ini mau pecah!
Dan sekarang.. saya kembali menjadi saya sebagaimana saya dahulu sebelum terkena konflik-konflik bertubi yang menghancurkan karakter saya itu.
Saya merunut titik balik. Untuk membebaskan lagi kehendak. Melakukan apa yang saya rasa dan pikir ingin lakukan. Menyingkirkan perasaan-perasaan tak enak hati dan rasa bersalah yang hanya menjadi mental block bagi saya. Saya kumpulkan ulang bacaan-bacaan lama saya. Saya masuki kelompok yang coming out atas pribadi-pribadi realnya yang disana tidak ada judgement apapun siapapun kamu apapun kamu dan bagaimanapun kecenderungan kamu.
Aku bebasliarkan kembali si Aku didalam aku tanpa memelihara segan, kaku dan canggung.
I am free to choose. I am me. Dan aku mencipta aku.
Aku cuma mencari lega, selega sebebas isi pikiran setiap kanak-kanak beserta polahnya. Lalui kehidupan tanpa dihantui takut, ragu dan bimbang.
Berdamai,
Berniat melerai konflik dalam diri. Berdamai dengan pikiran, badan dan hati. Dan perkara tersulit yang saya miliki adalah memaafkan.
Jika mau jujur, saya lebih familiar dengan dua kata ajaib diantara tiga yang banyak di sarankan cocotnya para motivator yaitu : tolong dan terima kasih. Saya tidak mengenal permintaan maaf, sudah begitu sedari saya kecil, remaja, dewasa. It's such a huge pride within me.
Maka memaafkan masa lalu saya dan juga meminta maaf merupakan sesuatu yang rasanya... silahkan anda Bangunkan dulu seribu piramida, baru saya akan memulai meminta maaf...
Al fin... pada akhirnya.. saya putuskan "Baik, kamu harus pulih!kamu harus sembuh! Barangkali dengan memaafkan dan meminta maaf maka kamu akan membaik" begitu ucapku dalam hati.
Kemudian saya hubungi masa lalu saya melalui seorang teman dan dia yang menyampaikan permintaan maaf saya. Dan taraaa... di ponsel saya muncullah panggilan dari nomor itu and I didn't picked up the call.
Ego saya muncul lagi, enak saja harga diri ni di taro di mana! I DON'T APOLOGIZE!
Lol!
FyI, kala itu saya sedang dalam stress berat, saya mengalami serangan panik dan cemas di nyaris setiap waktu. Dan malam-malam saya penuh ketakutan dan jiwa saya serasa ditarik ke palungkap kesedihan terdalam yang seakan-akan takkan sanggup saya panjat lagi untuk menyelamatkan diri.
Saya mulai menulis apapun yang ingin saya tulis di kertas apapun yang saya temui, di komputer PC, di ponsel jadul dan juga Android saya.
Saya masih cukup produktif masa itu, menggarap beberapa track lagu yang di kemas dalam dua list : therapeutic 1 dan therapeutic 2.
Pada saat itu saya stop rokok, alihkan ke marihuana. Berharap saya bisa mengilusikan bahagia.
Dan kala itu juga saya mencoba sedikit lebih ber"iman" tapi ternyata dalam diri saya semakin buruk, negativity yg saya rasakan semakin kuat dan ok fineee, I didn't fit in.
Masa terburuk kala itu ialah, saya terkena sesak, kaki lemas, debaran kencang dan fisik yang sangat drop (it is really a huge depression and no one at home understand how I felt Meski sudah kuceritakan sepenuhnya).
They just don't care.. Dan aku masih harus berkendara mengantarkan barang matrial ke konsumen dan juga berkendara membawa sanak famili. Rasanya jantung ini mau pecah!
Dan sekarang.. saya kembali menjadi saya sebagaimana saya dahulu sebelum terkena konflik-konflik bertubi yang menghancurkan karakter saya itu.
Saya merunut titik balik. Untuk membebaskan lagi kehendak. Melakukan apa yang saya rasa dan pikir ingin lakukan. Menyingkirkan perasaan-perasaan tak enak hati dan rasa bersalah yang hanya menjadi mental block bagi saya. Saya kumpulkan ulang bacaan-bacaan lama saya. Saya masuki kelompok yang coming out atas pribadi-pribadi realnya yang disana tidak ada judgement apapun siapapun kamu apapun kamu dan bagaimanapun kecenderungan kamu.
Aku bebasliarkan kembali si Aku didalam aku tanpa memelihara segan, kaku dan canggung.
I am free to choose. I am me. Dan aku mencipta aku.
Aku cuma mencari lega, selega sebebas isi pikiran setiap kanak-kanak beserta polahnya. Lalui kehidupan tanpa dihantui takut, ragu dan bimbang.
Komentar
Posting Komentar